- A Thousand Pieces Of Paper -
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Bersembunyi di Balik Pesona Edward [AnovA]

2 posters

Go down

Bersembunyi di Balik Pesona Edward [AnovA] Empty Bersembunyi di Balik Pesona Edward [AnovA]

Post by AnovA Mon 17 Dec 2012, 02:52

Bersembunyi di Balik Pesona Edward
AnovA

Sebuah buku yang menjadi best seller biasanya akan membentuk sebuah fan base yang solid. Seperti fenomena serial Harry potter, Saga Lord of the Ring, Serial Narnia, Twilight dan lainnya. Namun dibandingkan dengan Harry Potter yang memiliki cakupan pembaca dari anak-anak, remaja dan dewasa dari kedua jender, serial Twilight memiliki cakupan pembaca yang lebih sempit. Remaja putri dan perempuan muda. Bagaimana mungkin sebuah buku menjadi best seller dan memiliki fan base yang solid malahan memiliki cakupan pembaca yang sempit?

Sejujurnya ketika saya tidak menganggap novel Twilight adalah novel yang bagus. Dari aspek cerita, penulisan dan karakter tokoh, sama sekali tidak ada sesuatu yang benar-benar baru yang ditawarkan oleh Stephenie Meyers yang disebut-sebut sebagai the next J.K Rowling, seperti yang ditulis Damian Whitworth dalam The Times. Bahkan beberapa kalangan mengkritik Twilight sebagai anti-feminis. Sungguh ironis mengingat kebanyakan pembaca dan penggemar Twilight adalah perempuan.

Twilight menawarkan tema fantasi yang menggabungkan vampire dan werewolf dengan setting dunia modern. Hal ini bagi saya bukan merupakan hal yang baru. Kisah tentang vampire yang dipopulerkan oleh Bram Stoker, telah diadaptasi oleh banyak penulis dan sineas. Terlihat dari munculnya The Vampire Chronicle karya Anne Rice, Serial Darren Shan dan masih banyak buku-buku popular bertema vampire yang mungkin masih dapat diekploitasi oleh penulis-penulis di masa depan. Sayangnya, dalam Twilight tidak digambarkan dengan menyeramkan, malahan sangat tampan. Bukan berarti vampire tidak boleh tampan. Namun hal ini membuat kesan bahwa Twilight seperti terfokus pada kisah cinta Edward dan Bella saja. Tidak akan ada yang berubah jika Edward bukanlah seorang vampire, dan hal ini membuat Twilight hanya seperti Romeo dan Juliet tanpa kata-kata romantik.

Saya sendiri sudah yakin kisah Edward dan Bella akan berakhir tanpa kejutan yang berarti dalam alur ceritanya. Dibandingkan dengan ketika saya membaca seri Harry Potter yang membuat saya terus bertanya-tanya, apakah Harry akan mati atau tidak di seri selanjutnya? Kisahnya sendiri juga cenderung flat, sedemikian flat sehingga tidak ada tokoh protagonist yang terbunuh (seperti halnya Dumbledore dalam serial Harry Potter).

Karakter tokoh-tokoh dalam Twilight juga sangat stereotip. Tokoh utama, Bella Swan, digambarkan sebagai gadis cantik yang lemah lembut, tidak percaya diri dan terlihat harus selalu bergantung pada pasangannya untuk bisa melindungi dirinya, dan Edward Cullen digambarkan sebagai laki-laki kuat, tampan (dalam versi bahasa inggris banyak digambarkan secara berlebihan dengan frase “dazzling” dan “god-like”) dan maskulin. Dari sini sudah terlihat bahwa penulis mengukuhkan budaya patriarki. menggambarkan seorang tokoh berdasarkan stereotipe Laki-laki dan Perempuan tradisional pada umumnya. Tidak hanya kedua tokoh tersebut, tokoh-tokoh wanita lainya seperti Rosalie, Esme, Alice, Leah, Jessica dan Angela pun tidak ada yang mendobrak stereotipe karakter perempuan tradisional pada umumnya.

Hal ini juga menunjukkan suatu contoh nyata bahwa penulis perempuan belum tentu penulis feminis. Suatu kritik sastra feminis pada umumnya adalah sebuah karya yang membicarakan tradisi sastra oleh kaum perempuan, pengalaman perempuan di dalamnya, adanya penulisan khas perempuan, dan sebagainya. Lalu penulis perempuan bukan merupakan seorang feminis jika dia tidak menulis sebuah karya yang tidak mendobrak tatanan sosial pada umumnya. Maka bisa dibilang bahwa Stephenie Meyer bukanlah seorang penulis feminis. Karena isi ceritanya tidak menggambarkan seorang perempuan yang mendobrak budaya patriarki itu sendiri, malah mengukuhkannya. Dan sayangnya hampir semua wanita di dunia menyukai cerita seperti itu, bisa dilihat suksesnya angka penjualan novel Twilight kan?

Daftar pustaka
Damian Whitworth (2008-05-13). "Harry who? Meet the new J.K. Rowling". The Times
"All fangs, no bite". The Guardian. 2008-08-07
Miller, Laura (August 30, 2007). "Touched by a vampire".

AnovA
AnovA
Satpol Keple

Jumlah posting : 89
Reputation : 0
Join date : 11.12.12
Lokasi : Dibalik pelukan wanita lain

Kembali Ke Atas Go down

Bersembunyi di Balik Pesona Edward [AnovA] Empty Re: Bersembunyi di Balik Pesona Edward [AnovA]

Post by reditya Mon 14 Jan 2013, 08:46

yang ane demen dari twilight cuman adegan fight nya di Breaking Dawn chap 2, kalo ga kepaksa cewe ane juga pasti ga bakalan nonton deh..
:gosip:

artikelnya sungguh keren suhuuu indian
reditya
reditya
Newbie

Jumlah posting : 21
Reputation : 2
Join date : 11.12.12

Kembali Ke Atas Go down

Bersembunyi di Balik Pesona Edward [AnovA] Empty Re: Bersembunyi di Balik Pesona Edward [AnovA]

Post by AnovA Mon 14 Jan 2013, 11:18

Ini dulu digunakan buat tugas kuliah studi Gender dalam sastra.
ane dulu kan twilight hater Very Happy
sampe sekarang juga masih.
AnovA
AnovA
Satpol Keple

Jumlah posting : 89
Reputation : 0
Join date : 11.12.12
Lokasi : Dibalik pelukan wanita lain

Kembali Ke Atas Go down

Bersembunyi di Balik Pesona Edward [AnovA] Empty Re: Bersembunyi di Balik Pesona Edward [AnovA]

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik